Di beberapa negara Asia dan Afrika, buah manggis,
terutama kulitnya, banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk diare,
disentri, dan infeksi. Hasil penelitian terbaru di Jepang menunjukan, ektrak
kulit buah manggis yang mengandung lebih
dari 99% xanthone (campuran alfa-mangostin 80-90% dan gama-mangostin 5-10% ) mampu berperan dalam mengobati kanker
dan direkomendasikan sebagai pendamping dalam pengobatan kanker (cancer therapeutic). Kulit buah manggis
juga telah dimanfaatkan untuk menyamak kulit, sebagai zat pewarna, pengawet,
dan insektisida.
Pemanfaatan manggis, terutama kulit buah manggis
untuk konsumsi (produk pangan atau pengobatan) harus dilakukan secara
hati-hati. Kulit buah manggis mengandung kadar resin, tanin, serat kasar, dan
komponen lainnya yang tidak dapat dicerna tubuh pada kadar tinggi. Beberap
kasus dapat muncul akibat mengonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk tepung
tanpa perlakuan yang baik, seperti gangguan pada ginjal dan usus serta beberapa
organ tubuh lainnya.
Untuk mengobati disentri, kulit buah manggis dicuci,
dipotong-potong dan direbus dengan empat gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya.
Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan madu. Diminum
dua kali sehari.
Untuk mengobati diare, kulit buah manggis dicuci,
dipotong – potong dan direbus dengan tiga gelas air sampai volumenya tinggal
setengahnya. Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan
madu. Diminum dua kali sehari.
Sementara untuk mengobati sariawan, air rebusan yang
telah dingin dan disaring cukup digunakan untuk berkumur, dapat dilakukan tiga
sampai enam kali sehari.
0 komentar:
Posting Komentar